Title: Binocular
Format: ScreenPlay
Genre: Psychological Drama
BINOCULAR
(Written by Naya Steven)
1.
INT. KAMAR TIDUR – NIGHT
[Kamera
masuk melalui jendela kamar tidur dan menjelajahi seluruh sudut kamar. Terlihat
beberapa koleksi buku, artikel internet, topeng-topeng, koleksi senjata tajam,
dan berbagai macam bentuk alat bantu pandang jarak jauh. Kamera berhenti
mendadak men-shoot pintu kamar tidur].
Samara
Saranggi Membuka pintu kencang-kencang dan membanting daun pintu keras-keras
berkali-kali (4 kali) sambil berteriak-teriak.
SAMARA:
(Murka/Tak Stabil sambil membanting daun
pintu kamarnya)
Uwaaaaahhhhhh!!!!!
BAAANGSAAAAAT!!!!!
BAAAANGSAAAAAAAATTTT!!!!!!
GUE BENCI MANUSIAAAAA!!!!
(Berjalan ke ranjang sambil memukuli kepalanya sendiri)
GUE BALES!!
GUE AKAN BALESS LO SEMUA!!!!
(Adi terduduk di ranjangnya sambil
menggaruk-garuk kepalanya menggunakan dua tangannya)
(Suara nafasnya ngos-ngosan)
fiuuh…
Adegan
ditutup dengan Samara melempar gelas ke dinding kamarnya dan tertidur.
[MOVIE
TITLE “BINOCULAR”]
FADE OUT TO :
2.
INT. RUANG TV - DAY
[Kamera
men-shoot out Iklan di TV tentang terobosan terbaru “Telephone Therapy” by
Dokter Elsa Lavicuna, psikiater muda ternama di kota itu]. Terlihat Samara
sedang menonton TV dan meminum minuman kaleng. Ia terkejut geram ketika
mendengar pintu rumahnya terbuka, lalu ia beranjak meninggalkan ruangan itu
menuju kamarnya.
CUT TO :
3.
INT. KAMAR TIDUR – DAY
Samara
memasuki kamarnya dan mengunci pintu. Pandangannya kosong dan jalannya pun aneh
seperti tidak ada nafas kehidupan. Ia memandang suatu benda di mejanya, yaitu
binocular kira-kira 30 detik. Lalu ia mengambil binocular itu.
CUT TO:
4.
INT. KAMAR TIDUR, BALKON – DAY
Samara
mengenakan Binocularnya untuk memandangi jalanan kompleks depan rumahnya dan
beberapa jendela-jendela rumah kediaman tetangga-tetangganya. Lengannya
terlihat gemetar dan mencengkeram.
CUT TO :
6.
EXT. JALANAN KOMPLEKS – DAY
[BINOCULAR
VIEW] Gambaran suasana aktivitas beberapa orang lewat jalanan tersebut. Dari
jendela terlihat subjek Tetangga A sedang menggantung cucian. Dari jendela
kedua, Subjek Tetangga B sedang merokok. Lalu kamera mengarah ke jalanan
terlihat seorang wanita cantik sedang berjalan pulang memasuki rumah
kediamannya. Wanita tersebut adalah Linda Ananda, penghuni baru rumah seberang
Samara.
CUT TO CUT :
7.
INT. KAMAR TIDUR, BALKON – DAY
Samara
terlihat semakin gemetar mencengkeram binocular sambil memandangi lensanya
penuh nafsu. Deru nafasnya kian mengencang.
CUT TO CUT :
8.
EXT. JALANAN KOMPLEKS (PEKARANGAN RUMAH LINDA)– DAY
Linda
Terlihat sedang memasuki rumahnya
CUT TO :
9 .
INT. KAMAR TIDUR, BALKON -DAY
Ada
suara ketok pintu di pintu kamar Samara dan suara memanggil..
SUARA DADDY:
(Suara gagang pintu)
SAMARA!
HEH ANAK SINGKOONG!!
Kan gue udah bilang! Jangan lupa TV
Dimatiin!!
(Gebrakan pintu 2 kali)
SAMARA:
(ekspresi Sedikit terkejut)
SUARA DADDY:
Dasar ga berguna!! TOLOL KAMU!!
Beberapa
saat setelah suara tersebut, Samara terlihat murka dan tidak stabil sambil
melihat kearah pintu kamarnya. Binocularnya digenggam erat-erat dengan otot
lalu dibantingnya ke ranjang, ia pun melangkah ke pintu dengan tangan
tergenggam. Lalu adegan diakhiri dengan shot Samara menonjok daun pintu
kamarnya.
CUT TO :
10.
EXT. JALANAN KOMPLEKS – SORE
Gambaran
suasana aktivitas beberapa orang berjalan di jalanan kompleks dengan
kegiatannya masing-masing dan Samara berjalan menunduk dan terburu-buru seperti
tegang menghindari pandangan atensi orang-orang menggunakan hoodie menuju ke
pintu rumahnya. Diakhiri dengan samara membuka gerbang rumahnya.
CUT TO :
11.
INT. KAMAR TIDUR – SORE
Samara
membuka kamar tidurnya dan memasuki kamarnya dengan tegang dan ngos-ngosan
seperti kesulitan bernapas. Ia mengambil obat hirup yang ada dimejanya dan
menghirupnya sambil transisi dari berdiri lalu jatuh terduduk tersender di
dinding kamarnya sambil perlahan bernafas lega. Beberapa saat kemudian ia
beranjak ke balkon sembari mengambil Binocular kesayangannya.
CUT TO:
12.
INT. KAMAR TIDUR, BALKON – SORE
Samara
terlihat gemetar mencengkeram binocular sambil memandangi lensanya penuh nafsu.
Deru nafasnya sedikit mengencang
CUT TO :
13.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/JENDELA KAMAR LINDA – SORE
[BINOCULAR
VIEW] Linda yang beraktivitas setiap saat, mondar-mandir melintas di jalan yang
sama, mengenakan pakaian yang menarik dan kadang anggun, rambut yang dikuncir
kadang juga dibiarkan terurai menjadi pandangan Samara dalam binocularnya
ketika mengintip Linda bersolek didepan kaca.
[CUT
TO CUT] Samara bernafas lebih kencang.
[CUT
TO CUT] Linda pergi meninggalkan rumah dijemput mobil keren.
[CUT
TO CUT] Samara bernafas ngos-ngosan sambil beralih terduduk bengong dibalkon
memegang binocularnya.
CUT TO :
14.
INT. KAMAR TIDUR – NIGHT
Samara
sedang mengetik tugas di laptopnya, ia terlihat bosan lalu ia menengok
balkonnya, beranjak mengambil Binocularnya dan menuju balkon.
CUT TO:
15.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/JENDELA KAMAR LINDA – NIGHT
[BINOCULAR
VIEW] Jalanan sedikit sepi hanya terlihat 1 motor melintas. Lalu Binocular
Samara mengarah kearah jendela kamar Linda di seberang rumahnya. Terlihat Linda
baru saja keluar dari kamar mandinya hanya menggunakan handuk dan berjalan ke
meja riasnya sambil mengeringkan rambutnya dilanjutkan dengan mengusap tubuhnya
dengan lotion.
CUT TO :
16.
INT. KAMAR TIDUR, BALKON – NIGHT
Samara
terlihat sangat gemetar mencengkeram binocular sambil memandangi lensanya. Deru
nafasnya sedikit mengencang terlihat tegang dan lebih bernafsu keringat
dinginnya pun muncul. Lengannya pun mulai merogoh kearah dalam selangkangan
celananya..
[CUT
TO CUT] View Linda sedang membersihkan ketiaknya dan lainnya (sedikit erotis)
[CUT
TO CUT] Badan Samara terlihat kejang, ternyata ia bermasturbasi sambil
memegangi Binocularnya dan badannya terlihat sangat kaku dengan suara-suara
lirih..
SAMARA:
Aaa… aaaaghh!
[CUT
TO CUT] Ketika nafsu kesibukan Samara memuncak, tiba-tiba Linda tanpa sengaja
menoleh dari jendelanya kearah Balkon Samara.
[CUT
TO CUT] Samara pun tersentak kaget dan langsung jongkok bersembunyi di dinding balkon
sambil ngos-ngosan tegang.
CUT TO :
17.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/DEPAN RUMAH LINDA – PAGI BUTA
Pagi-pagi
sebelum Samara pergi untuk kegiatan kampusnya, ia menghampiri kotak pos Linda,
ia melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya dan
cepat-cepat mengambil sebuah surat dari kotak posnya tersebut. Lalu berjalan
cepat-cepat meninggalkan lokasi.
CUT TO :
18.
INT. PERPUSTAKAAN KAMPUS SAMARA – PAGI
Samara
terlihat sedang duduk sendiri di pojok tersembunyi sepi, ketika ia sedang
mengerjakan tugas di laptopnya (ia menggunakan earphone agar tidak terganggu
dari orang lain), ia istirahat sebentar dan merogoh isi tasnya, terlihat ia
mengambil surat yang ia ambil dari kotak pos Linda dan melihatnya. Sambil
menengok kiri kanan memastikan tidak ada yang melihat Ada tulisan nama “Linda
Andini” disitu (ia berprofesi sebagai Alumni almamater PIO/HR Professional dari
suatu kampus)
SAMARA:
Hmm.. ternyata nama kamu Linda ya..
Hmm……
Ia
membaca surat itu tentang apa, dan terlihat ternyata surat itu adalah selebaran
undangan dan informasi tentang “Telephone Therapy” by Dokter Elsa Lavicuna
(Terapi untuk gangguan mental terobosan baru menggunakan telepon, Tagline dari
Telephone Therapy adalah “INTERACT NOW!! HEAL NOW!!). Samara terlihat memperhatikan
selebaran itu dan heran.
CUT TO :
19.
INT. KAMAR TIDUR, BALKON – SORE
Samara
terlihat sedang penasaran mengintip Linda dari Binocularnya.
CUT TO:
20.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/JENDELA KAMAR LINDA – SORE
[BINOCULAR
VIEW]Didepan rumah Linda terparkir mobil keren yang pernah menjemputnya
beberapa hari lalu. Linda terlihat sedang keluar dari kamar mandi mengenakan
pakaian yang sexy dan perlahan berlenggok-lenggok secara erotis didepan tempat
tidurnya.
[CUT
TO CUT] Serentak Samara pun kaget dan nafsu birahinya pun melejit ketika
melihat adegan menantang tersebut dari Binocularnya.. denyut jantung dan
nafasnya mengencang..
SAMARA:
[Terbata-bata]
Ooh.. Lindaa..
Saaya.. Sayaa.. ingin.. ingin,
menyentuhmu Lindaa…
Samarapun
mulai merogoh celananya, menyentuh dirinya, tangannyapun bermain atas tubuhnya
sambil seakan-akan berinteraksi langsung dengan Linda melalui Binocularnya.
SAMARA:
[Terbata-bata suara bernafsu]
Haaaah!! Haaaaaaagghhh!!!
[CUT
TO CUT] Ketika Binocular Samara sedang serius memfokuskan pandangan pada Linda,
ternyata terlihat bahwa di ranjang Linda ada seorang pria, ternyata Linda
sedang asyik dengan pacarnya yang bernama Jay Fernando di kamarnya. Adegan
Linda dan Jay semakin terlihat semakin memanas dan intim di binocular Samara.
[CUT
TO CUT] Adegan itu sontak membuat Samara terkaget-kaget dengan adanya Jay yang
tak ia prediksikan. Ia serentak membanting Binocularnya kedalam kamar.
SAMARA:
APA-APAAN INI!!??!?
[CUT
TO CUT]dan dengan geram masuk ke kamarnya, mengambil kursi yang ada di kamarnya
dengan penuh emosi ia membanting kursi itu ke dinding berulang kali sambil
berteriak-teriak murka
SAMARA:
TAAAIIIII!!!!!!
TAAIIIII!!!!!!!!
GAA MUNGKIINN!!!!
TAII!!!!!
Beberapa
saat kemudian ketika kursi sudah hancur dan ia terduduk stress ia menundukan
kepala, tangannya menyangga kepalanya termurung
SAMARA:
Bangsaat..
Kenapa gue begini??!!
[Sambil sedikit menangis tidak stabil
sedikit tertawa psikotik]
Gue harus bisa!
[suara ketawa lirih terpingkal perut]
hahahahah!
[Sambil membenturkan kepalanya ke
dinding]
Gue harus bisa!
Hahahahahah!
GUE HARUS BISA DIHARGAIN!!!!
HaHAhAHHAhaH!
GUE HARUS BISA DICINTAIN!!!!!!
WAHAHAHHAHAHAHAHHAHAAHAHAH!!!!
FADE TO:
21. INT. WC KLINIK – PAGI
Samara
terlihat sedang sengaja menyayat lengannya menggunakan silet agar ia punya
alasan untuk pergi ke klinik kampusnya. Ia ingin mencoba berinteraksi secara
fisikal dengan manusia lain karena selama ini ia selalu menghindar dan tidak
pernah kontak fisik dengan manusia lain, bahkan kontak verbalpun hanya minim
sekali.
SAMARA:
[Sambil menyayat lengannya dan menggigit
kain, ia menahan sakitnya sayatan]
Uugh!
Setelah lengannya berdarah ia membuang silet itu, keluar
dari kamar mandi, dan menuju ke klinik tersebut.
CUT TO:
22.
INT. KLINIK – PAGI
Samara
memasuki klinik tersebut dan langsung ditangani oleh dokter jaga yang bernama
Adi Salim. Samara terlihat kaku dan canggung dalam berinteraksi dengan manusia
lain, tidak nyaman, ia tidak komunikatif dan banyak menggunakan gestur gerak
tubuh dalam berinteraksi.
DOKTER ADI:
[Sambil
mengambil beberapa alat kedokteran]
Mas Samara saya akan mengecek luka mas
Samara.. Tapi sebelumnya saya harus memeriksa beberapa kondisi badan mas dulu
ya..
[Dokter Adi memeriksa pernapasan Samara]
Apakah pandangannya pusing?
[Sambil memeriksa suhu kepala samara,
sentuhan hanya sebentar, memeriksa dari jauh dengan sarung tangan luka samara]
SAMARA:
[Sambil susah bernafas dan
berkedip-kedip tidak nyaman, ia menggelengkan kepala]
DOKTER ADI:
[Sambil menekan lembut lengan samara
untuk mendapatkan denyut jantung tangan yang tidak terluka]
Sepertinya hanya tergores ringan, tidak dalam,
dengan obat merah juga sembuh.. saya
periksa dulu denyutnya ya..
[melepas sarung tangan dan menekan lembut
lengan samara yang tidak terluka untuk mencari denyut jantung]
SAMARA:
[Tersentak kaget seperti baru tersiram
air dingin ketika tangan dokter berkontak dengan lengannya]
Ah!! Dingin!!
[Tiba-tiba ia berteriak histeris matanya
mengejang]
Uwaa!! Uwaa!!
[Ia ternyata pingsan tak sadarkan diri
sesaat karena sentuhan fisik manusia]
FADE TO:
23. INT. RUANG TAMU – (FLASHBACK)
Terlihat
silhouette Daddy dan mommy Samara sedang bertengkar hebat sampai berujung pada
KDRT yang dilakukan Daddy, Samara kecil menyaksikan tragedy tersebut. Terlihat
Mommynya bersiap-siap minggat dari rumah tersebut dan Samara kecil ingin
menyusul ikut ibunya tetapi yang terjadi adalah mommynya menolaknya untuk ikut
dan menamparnya.
SUARA MOMMY:
Jangan ikut Mommy! Dan jangan pernah mencari
Mommy lagi!
Dasar kamu! Anak merepotkan!!
SAMARA:
[Suara Samara kecil menangis]
Terlihat
flashback setelah kejadian tersebut perilaku Daddy Samara yang memang kasar
semakin menjadi. Samara menjadi target pembully-an oleh daddynya sendiri, ia
dianggap menjadi penyebab pergi istrinya, tidak segan-segan ia memukul dan
menendangi anaknya.
SUARA DADDY:
Dasar anak Singkoong!!
Tolol!!
Ga Berguna!!!!
SAMARA:
[Suara isak Samara kecil menangis]
Flashback
ini menyimpulkan mengapa Samara menjadi pribadi yang seperti sekarang ini.
FADE TO:
24.
INT. KLINIK – PAGI
Samara
tersadarkan dari pingsannya, Dokter Adi ternyata memberinya aroma balsam untuk
membuatnya terbangun. Samara pun cepat-cepat beranjak dari klinik tersebut
karena tidak nyaman dengan kejadian tadi.
DOKTER ADI:
[Sambil memberikan aroma untuk
menyadarkan Samara]
SAMARA:
[Terbangun dan Terkaget lalu kabur dari
tempat tersebut]
HAH??!!
Ketika
ia beranjak dari tempat tersebut ia mengambil selebaran yang ia ambil dari
kotak pos Linda mengenai “Telephone Therapy” Dokter Elsa dan membaca selebaran
itu.
CUT TO :
25.
INT. KAMAR TIDUR – DAY
Samara menelepon nomor telepon yang ada di selebaran “Telephone
Therapy” dengan bimbang dan takut. Dan ternyata Dokter Elsa sendiri yang
menerima telfon tersebut.
[Nada dering beberapa saat lalu
sambungan terangkat]
[VOICE ONLY] DOKTER ELSA:
Halo..
Selamat siang selamat datang di sesi
“Telephone Therapy”..
Dengan saya Dokter Elsa,
Apa yang bisa saya bantu?
SAMARA:
Ha.. Haloo..
Sa.. sayaa.. saya…
DOKTER ELSA:
Iya.. dengan siapa ini saya berbicara?
SAMARA:
Sa.. Sa.. Sa.. Ma.. Ra..
Nama saya Samara..
DOKTER ELSA:
Samara coba kamu tenangkan diri kamu
dulu
Coba ikuti saya ya,
Tarik nafas panjang dalam hitungan ke
lima buang nafas..
Rasakan pikiran kamu lebih relax lebih
ringan lagi..
SAMARA:
[Mengikuti anjuran pernafasan Dokter
Elsa dan nafasnya perlahan lebih tenang]
DOKTER ELSA:
Nah tetap dengan nafas panjang dan relax
ya..
apa yang bisa saya bantu Samara?
SAMARA:
Saya benci dengan dunia dok,
Saya ga bisa berinteraksi tetapi saya
ingin berinteraksi dengan seseorang dok!
DOKTER ELSA:
Tenang Samara,
Saya mengerti masalahmu dan apa yang
kamu rasakan..
[Time-Lapse Samara berbicara secara
intens dengak Dokter]
CUT TO :
26.
INT. KAMAR TIDUR – SORE
[Montage Shot] Hari berikutnya Samara memulai sesi terapinya
lagi dengan dokter Elsa.
[VOICE ONLY] DOKTER ELSA:
Perlahan dengan jiwa kamu semakin relax,
Kamu merasakan semua permasalahan dan
trauma yang kamu alami
didalam dunia ini semakin kecil..
mengecil sampai menjadi titik..
yang kemudian menghilang.
Ambil 2 guling dan taruh guling itu di
kursi Samara.
Anggap 2 guling tersebut adalah Ayah dan
Ibumu yang kamu benci itu..
Ini adalah inti penyebab trauma kamu
pada dunia.
Sekarang secara perlahan kamu ungkapkan
semua beban kamu..
Utarakan semua beban kamu ke mereka..
Kamu tidak perlu teropong itu lagi!!
Mulut, mata, dan telinga kamu yang akan
langsung berinteraksi
Dengan mereka Samara!!
Kamu bisa karena kamu berharga Samara
SAMARA:
[Mengikuti sesi role-play tersebut dan
menangis]
Diikuti dengan montage sesi penyembuhan Samara melalui
sesi therapy dengan Dokter Elsa.
CUT TO :
27.
INT. PERPUSTAKAAN KAMPUS SAMARA – SORE
Samara
memasang earphone wireless pada kupingnya, Dokter Elsa membimbingnya dari
telepon untuk berinteraksi langsung dengan orang lain secara langsung. Untuk
prakteknya, ia akan belajar berinteraksi dengan penjaga perpustakaan untuk
mencari buku berjudul “Beautiful Mind” yang disarankan Dokter Elsa untuk dibaca
Samara.
[VOICE ONLY] DOKTER ELSA:
Jangan takut Samara, Saya ada disini,
Kamu bisa mendengar suara saya..
Tidak ada yang perlu dihindari dari
dunia ini..
Yang perlu kamu lakukan hanya
Bertanya tentang buku berjudul
“Beautiful Mind” dan meminjamnya.
[Samara berjalan menuju informasi
perpustakaan]
SAMARA:
[Menghela nafas dan pause selama
beberapa saat lalu berbicara]
Mbak, saya nyari buku judulnya
“Beautiful Mind”,
Ad..[stop terpotong]
[Belum selesai Samara berbicara penjaga
perpustakaan tersebut sudah menjawabnya]
PENJAGA PERPUSTAKAAN:
[Sambil respons tersenyum]
Ayo mari saya bantu tunjukan..
[berjalan ke rak buku diikuti Samara]
“Beautiful Mind” ya.. hmm..
[sambil tangannya mencari buku dan
mengambil buku berjudul “Beautiful Mind”]
Ini dia!
[memberikan kepada Samara]
SAMARA:
Oh.. Te.. Terima kasih..
PENJAGA PERPUSTAKAAN:
[Sambil tersenyum sambil balik ke
mejanya kembali]
Sama-sama
SAMARA:
[Bengong tercengang tidak bisa
berkata-kata]
DOKTER ELSA:
Tuh apa kubilang.. semuanya akan
baik-baik saja Samara..
Saya bangga sama kamu Samara..
SAMARA:
[Tersenyum sambil pergi membawa buku
tersebut]
CUT TO :
28.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/DEPAN RUMAH LINDA – SORE
Ketika
samara berjalan pulang menuju rumahnya, tidak sengaja ia menyaksikan
pertengkaran Jay dan Linda didepan rumah Linda. Sontak ia langsung bersembunyi
dibelakang dinding gang dan mendengarkan pertengkaran Jay dan Linda. Pertengkaran
itu cukup heboh sepertinya Jay mau memutuskan Linda, tetapi Linda tidak terima.
Pertengkaran itu diakhiri dengan Jay membanting HP kesayangan Linda dan
meninggalkan wanita itu dengan tangisnya.
LINDA:
(menangis)
please, jangan pergi!
tetaplah disisiku!
Linda
menegakkan kepalanya dan membalikkan badan Jay kearahnya. Memandang Jay penuh
harap.
LINDA:
(terisak-isak)
selama ini aku selalu berusaha yang
terbaik,
demi mempertahankan hubungan kita
Jay
hanya diam.
LINDA:
(menahan
tangis)
aku selalu
berharap bisa diakui..
aku ingin
dicintai oleh pria sepertimu
Tiba-tiba
Linda memberanikan diri mencium Jay. Namun tidak jauh dari situ, Dibalik
dinding Samara menyaksikan secara langsung kejadian saat itu. Dengan penasaran
ia tetap menguping pertengkaran sepasang kekasih itu.
LINDA:
(memandangi Jay dengan harap)
apa ini yang kamu inginkan?
apa dengan ini kamu bisa kembali
kesisiku lagi?
Linda
mencoba lagi mencium Jay, namun Jay menghentikannya dengan memegangi bahu Linda
dan melepaskan diri dengan pandangan dingin.
JAY:
Maaf!
Gue ngga bisa..
Lalu
Jay pergi meninggalkan Linda. Linda pun serentak menjerit tangisannya dengan
penuh emosi ia membanting HP kesayangannya yang notabene adalah kado ulang
tahun dari Jay tersebut.
LINDA:
(berteriak dan menangis sambil
membanting HP)
Haaah!!!!!!!!!
Setelah
Linda kembali masuk ke rumahnya, Samara berjalan didepan rumah Linda, ia
melihat HP Linda yang terbanting rusak tersebut. Ia mengambil HP tersebut untuk
ia betulkan dan masuk ke rumahnya.
CUT TO :
29.
INT. KAMAR TIDUR – SORE
[Montage
Shot] Terlihat Binocular Samara tergeletak di ranjangnya, ia terlihat sedang
sibuk mengutak-atik HP Linda, membongkar komponen-komponen yang rusak, ia
sedang berusaha membenarkan HP tersebut sampai berjam-jam.
FADE TO :
30.
INT. KAMAR TIDUR – PAGI
Samara
terbangun dari tidurnya. HP Linda ternyata sudah selesai ia benarkan.
Selanjutnya Samara menulis pesan melalui kartu ucapan. Kartu ucapan itu
berbunyi “Cheer Up Linda”. Dan isinya adalah pengakuan Samara bahwa ia
menemukan dan ingin mengembalikan HP Linda setelah ia benarkan. Ia juga
mengungkapkan perasaan dan mengutarakan niatnya agar kalau diijinkan, ia ingin
lebih berkenalan dengan Linda secara langsung sebagai niatan baik. Surat itu
berisi tawaran Samara terhadap Linda untuk bertemu dan berkenalan dengannya di
suatu kafe sekitar tempat tinggalnya.
Setelah
selesai menulis, ia mengambil HP Linda dan surat itu, lalu beranjak pergi dari
rumahnya untuk pergi ke kampus.
CUT TO :
31.
EXT. JALANAN KOMPLEKS/DEPAN RUMAH LINDA – PAGI
Sebelum
Samara pergi menuju kampusnya, ia menyempatkan diri mengendap-endap untuk
meletakan HP Linda dan surat tersebut didepan pintu rumah Linda sambil
membunyikan bel rumah Linda, lalu ia pergi berlari meninggalkan lokasi
tersebut.
Beberapa
saat setelah itu Linda membuka pintu dan mengambil bingkisan dari Samara
tersebut. Wajahnya terlihat bingung heran bertanya-tanya siapa yang menemukan
HPnya tersebut. Ditengah keterkejutanya tersebut tersirat senyum di wajahnya.
CUT TO :
32.
INT. KAMAR TIDUR – SORE
Samara
sedang bersiap-siap untuk kencan perkenalannya dengan Linda yang dijadwalkan
malam itu. Ia memilih pakaiannya yang terbaik yaitu kemeja rapi, serta sepatu
sneakersnya yang terkeren, ia pun menyisir rambutnya dan berdandan bak pangeran
kerajaan agar terlihat menarik ketika nanti ia bertemu dengan Linda.
Sambil
menulis ia menelepon Dokter Elsa untuk curhat dengannya.
[VOICE ONLY] DOKTER ELSA:
Bagaimana kabar kamu Samara?
SAMARA:
Sangat baik Dokter Elsa..
Karena semangat dokter saya bisa punya
keberanian
Untuk berinteraksi dengan orang lain.
Bahkan malam ini saya akan bertemu
dengan seorang wanita..
DOKTER ELSA:
Wah.. saya ikut gembira untuk kamu
Samara..
I do care about you Samara..
[diam beberapa saat, Samara tersenyum
mendengarnya]
Saya juga malam ini akan bertemu kawan
lama saya..
Remember ya “Healthy Mind will find
Happiness”..
[Sambungan putus]
[Samarapun tersenyum]
Setelah
siap ia beranjak pergi ke kafe yang telah ia tentukan untuk bertemu dengan
Linda.
CUT TO :
33.
INT. CAFÉ – NIGHT
Samara
telah duduk didalam café tersebut, ia menunggu kedatangan Linda, ia tampak
duduk dengan sedikit gugup
Setelah
beberapa saat, Linda masuk kedalam café itu, dan Samara melambaikan tangannya
dengan perasaan sedikit berdebar. Lalu Linda tersenyum sambil duduk menghampiri
Samara. Merekapun bersalaman.
SAMARA:
[Sambil berusaha tersenyum]
Halo aku Samara.
LINDA:
[Sambil tersenyum]
Linda..
Terima kasih banyak ya udah benerin
HP-ku..
Gimana ini aku bisa ngebalesnya..
SAMARA:
Ah.. Gapapa kok.. sama-sama..
LINDA:
Kamu udah sering ke tempat ini? Minuman
yang enak apa ya?
SAMARA:
Ini baru pertama kali.. emm.. No Idea,
chocolate??
LINDA:
Hmm, great idea!
[keduanya memesan minuman]
SAMARA:
[Sambil tersenyum]
HP-nya ga ada masalah lagi kan?
LINDA:
Iya udah bener kayak baru..
Aku tuh ga abis pikir ya sama Jay! Kok
tega-teganya dia sama aku sampai seperti ini..
SAMARA:
[Sedikit heran]
Jay?
LINDA:
[Muka sedikit sedih]
Eh maaf ya jadi curhat begini..
Iya Jay mantanku.. dia yang ngasih HP
ini ke aku..
Aku sedih banget setiap kali ngeliat HP
ini jadi keinget dia..
FADE TO :
[SPEED-UP
MONTAGE]
Linda
malah jadi curhat panjang lebar tentang Jay kepada Samara.. dan Samara menjadi
bingung harus merespons apa.. perasaanya sedikit sedih karena harusnya hari ini
menjadi kencan pertamanya.. akhirnya ia hanya diam sembari mendengarkan
curhatan Linda yang terasa tidak pernah selesai.
Beberapa
saat kemudian Ponsel Linda berbunyi,dan ia mengangkatnya..
LINDA:
Sebentar ya..
SAMARA:
[Mempersilahkan dengan kode tangan
sambil menunduk]
LINDA:
Halo..
Eh iya lu jadi kesini?
[konversasi telepon]
SAMARA:
[Dengan ekspresi sedikit sedih dan
menunjuk WC]
aa.. ke WC dulu ya..
[Samara beranjak ke toilet café dan
Linda tetap telfonan dengan temannya]
Didepan
pintu toilet, Samara bingung harus bagaimana.. ia sudah tidak nyaman dengan
kencannya malam tersebut.. hopeless, satu-satunya jalan keluar adalah menelepon
Dokter kesayangannya, ia tiba-tiba merasa kangen mendengar suara dokternya
tersebut.. maka ia merogoh ponsel dan menelepon Dokter Elsa.
SAMARA:
Maaf ya mengganggu malam-malam begini
dok..
Emmm.. emm..
Saya ga tau harus berbicara dengan siapa
lagi..
DOKTER ELSA:
Ada apa Samara?
Kamu nggak kenapa-napa kan?
Remember ya “Healthy Mind will find
Happiness”..
SAMARA:
Lho?! Dokter Elsa????
Samara
terheran-heran karena suaranya terdengar sangat dekat di ruangan itu.. ia
mencari asal suara tersebut, terlihat wanita muda cantik juga sepertinya kaget
mendengar langsung suara Samara dari dalam café tersebut. Samara dan Dokter
Elsa akhirnya bertatap-tatapan dan Samara memberanikan diri untuk maju menegur
langsung dokter Elsa. Dilengannya ia membawa tas kecil yang selalu dibawanya
tersebut. Sekejap Linda telah terlupakan keberadaanya ditempat tersebut
SAMARA:
[tatapan seperti tersambar geledek]
(tegang bercampur gembira)
[Samara mengajukan tangannya sebagai
tanda perkenalan langsung]
Samara..
DOKTER ELSA:
[Tersenyum manis dan terpukau dengan
penampilan Samara malam itu
Ia tidak menyangka Sosok samara seperti
itu]
Elsa….
SAMARA:
Terima kasih atas semuanya Elsa..
Finally I found my happiness..
In you….
DOKTER ELSA:
[Membalas dengan mengangguk senyum
tulus]
[Slow-Motion]
Adegan ditutup dengan Samara mengambil Binocular dari tas dan membuangnya ke
tong sampah, lalu memberikan Buku “Healthy Mind” dari dalam tasnya ke tangan
Dokter Elsa. Lalu mereka berjalan keluar.
FADE OUT :
ROLL CREDIT :
- END -